TopIttipat merupakan seorang pelajar bermasalah di sebuah sekolah di Thailand. Top sering dibandingkan oleh cikgunya dengan abang serta kakak nya yang jauh lebih baik daripada Top ketika berada di bangku sekolah sepertinya. Seperti remaja lain seusia dengannya, Top sangat suka bermain game online.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu saya seorang pedagang, saat itu jualan di pasar kampung. Ibu lulusan Sekolah Dasar tak punya keahlian, berjualan menjadi pilihan profesi. Dagangan sembako dijajakan di kios kecil, bersebelahan dengan kios bulek saya adik ibu.Sejak kelas empat Sekolah Dasar, saya kerap membantu di pasar terutama saat hari libur. Tugas saya membungkus gula, dijual dalam plastik ukuran sekilo dan setengahnya. Selain itu mendapat tugas, mengisi botol pembeli minyak goreng curah. Bukan pekerjaan terlalu berat, tapi membuat capek dan secara tak sadar membentuk jiwa berdagang biasanya mendadak ramai, ketika hari raya lebaran hendak tiba. Dagangan ibu biasanya berlimpah ruah, bertambah kue dan sirup khas lebaran. Jam buka kios juga sedikit lebih panjang, banyak perantau mulai mudik turut berbelanja juga. Setelah kakak tertua menikah, istrinya membuat toko di kebun sebelah rumah. Ketika sekolah masuk siang, pagi hari kerap saya habiskan waktu belajar sembari menjaga toko. Tangan ini makin gesit, menakar, menimbang dan melayani beberapa pembeli sekaligus. Hapalan harga seperti di luar kepala, mulai dari gula, kopi mentah, minyak goreng, tembakau, buku tulis, penggaris, penghapus, permen karet, merica, mi instan, rokok bungkus atau eceran, materai, sampai peniti, jarum, benang dan barang lain yang dijual di toko. Pun di mana letak menyimpan setiap barang, benar-benar saya ketahui posisi serta stok yang masih ada. Pendek kata, apa yang ada di toko saya tahu harga, letak dan berdagang saya terbentuk, seingat saya waktu kelas empat. Karena ingin punya uang sendiri, saya berpikir keras mencari jalan keluar. Akhirnya terbetik ide, membeli permen gula dikreasikan sedikit kemudian dijual kembali. Trik agar menarik pembeli notabene teman sendiri, yaitu memberi hadiah bagi pembeli yang permen saya buka, diselipkan kertas di dalamnya kemudian dibungkus kembali. Permen dengan bungkus tembus pandang, akan terlihat lipatan kertas di dalamnya. Bagi pembeli yang beruntung, mendapat hadiah sesuai tulisan di kertas. Saya kalkulasi sendiri kala itu, untuk sekitar dua puluh bungkus permen menyediakan 5 hadiah. Hadiahnya juga seadanya namun menarik minat, bisa tutup gelas dari plastik, sendok bebek bahan plastik, balon karet, biskuit. Kadang agar tak bosan saya ganti hadiah, mug plastik, mobil-mobilan kecil atau mainan bisa saya beli sendiri, atau lebih sering minta ijin ibu mengambil dari tempat jualannya. Saat ibu belanja dagangan, misalnya kopi instan lima pax mendapat bonus cangkir atau gelas. Atau membeli sabun colek sepuluh renteng, dapat bonus sendok dan cawan. Nah hadiah-hadiah ini saya kumpulkan, untuk kepentingan saya berdagang laku permen berhadiah kreasi saya, dijajakan di teras rumah sepulang sekolah. Kebetulan rumah berhadapan dengan jalan raya, sering dilewati teman usia sebaya. Setiap keuntungan saya titipkan ibu, setelah terkumpul bisa membeli barang keperluan sekolah. Kios Ibu di pasar kampung halaman foto tahun 2007- dokumentasi pribadi Dari kisah masa kecil, ternyata bersambung hingga berdagang kembali saya lakukan, setelah merantau kemudian kerja sambil kuliah pada malam hari. Membawa dagangan baju, mukena ke kantor dan kampus, ditawarkan ke teman-teman kerja dan kuliah. Pun membeli mi instan dari kenalan yang kerja di pabrik mi, dijual lagi dengan harga sedikit lebih murah dari harga cukup lumayan, bisa mengatasi kebutuhan sehari-hari. Selain gaji bulanan dari kantor, saya bisa menabung uang laba jualan. Beruntung saya tak menemui pelanggan aneh-aneh, biasanya "nakal" berhutang langsung kabur. Untuk mengantisipasi kejadian tak mengenakkan, saya memberlakukan jual beli secara cash. Apalagi barang yang saya tawaran, kisaran harga di bawah lima puluh ribu menikah, berkolaborasi dengan istri membuka usaha kecil-kecilan di rumah. Jatuh bangun dan bahu membahu kami lewati bersama, meski skala usaha kami masih tetap kecil tapi setidaknya bertahan sampai saat tunggu dulu, selama sepuluh tahun lebih jualan kami berganti-ganti ya! Usaha Kerudung di RUmah Kontrakkan dokpri Kerudung Akhir 2005Usaha pertama kami adalah jualan kerudung, istri yang lebih dominan berperan mengingat saya masih ngantor. Tapi kerjasama suami istri terasa nyata dilakukan, saya ikut ke Tanah Abang belanja dagangan. Biasanya saya mampir ke kantor untuk absen, sambil berangkat janjian dengan client belok belanja dagangan dulu. Kemudian istri pulang dengan kereta, saya melanjutkan pekerjaan kami tak belanja sabtu saja, agar tak harus berdempetan dengan jam kantor? Demi mendapat harga miring, kami punya langganan Pasar Tasik di Pasar Tanah Abang. Pasar ini hanya berlaku setiap hari senin dan kamis, itupun letaknya dilantai pasar didominasi tumpukan barang, sebagian besar pedagang tanpa kios permanen. Mungkin karena fasilitas seadanya, sewanya murah dan bisa menjual dengan harga miring. Dari perajin langsung, akhirnya kami mendapat harga persaudaraan. Agar sangat bisa menekan harga, kerudung polos adalah sasaran belanja mempekerjakan ibu-ibu di kampung, untuk memasang manik-manik/ mute sesuai pola yang disiapkan istri. Setiap akhir pekan dua minggu sekali, dengan roda dua saya berangkat ke daerah Citayam- Bogor mengantar kerudung dan manik-manik. Ibu-ibu di sana memasang aksesoris, biasanya setelah masak jadi tak mengganggu kerjaan utama di rumah. Saat mengantar kerudung yang baru, pulang membawa kerudung yang sudah dipasang tambahan manik-manik/ mute di kerudung inilah, membuat harga jual kerudung bisa naik. Pembeli sering terpesona, melihat hiasan cantik menempel di kerudung tamu di rumah kontrakan kami sulap, hanger bersusun untuk memajang jualan. Dua manekin berbentuk kepala juga ada, sebagai alat promosi kerudung model terbaru. Selain kerudung, mukena, kaos tangan/ handset, kupluk dan aksesoris lain menjadi barang dagangan juga pelanggan berdatangan, setelah membaca spanduk yang dipasang di teras mungil. Istri juga melayani pesan antar kerudung, khususnya untuk pembeli yang satu komplek perumahan saja. Sepeda gowes menjadi transportasi andalan, kerudung diletakkan di keranjang bagian depan. Anak pertama masih belum genap setahun, duduk di kursi kecil yang digantung pada stang sepeda. Acara bazzar di RT, dalam rangka 17 Agustus dokumentasi pribadi Untuk mempercepat perputaran barang, acara bazar di beberapa tempat juga diikuti. Suka duka kami rasakan, ketika harga sewa stand mahal tapi sepi pengunjung. Belum lagi di siang hari si kecil ngantuk, terpaksa tidur di bawah meja stand bazar.Mengingatnya membuat haru, kami masih merangkak belum punya apa-apa *hiksPergantian mode kerudung terbilang sangat cepat, baik dari model, padu padan warna atau tambahan aksesoris yang melekat. Kerap dagangan lama belum habis, model yang baru sudah keluar lagi. Sedang pasang manik-manik juga mengalami masalah baru, tukang minta dinaikan upah padahal barang belum besar bagi kami yang modal usahanya kecil, kerap tak bisa memenuhi selera pelanggan yang cepat berubah. Akibatnya stok barang menumpuk, kami kalah bersaing dengan cepat habis, kerudung yang ada kami discount sampai separuh harga. Karena sebagian besar model lama, pembeli juga tak banyak yang merespon. Kerudung yang tersisa kami bagi saat hari raya, untuk keluarga dekat dan kenalan baik. Maka berakhir sudah jualan kerudung, setelah kurang lebih hampir tiga tahun Cream Pertengahan 2008Kegagalan usaha kerudung tak menghentikan langkah, kami bangkit lagi mencoba usaha sebuah pameran franchise di daerah Senayan, terdapat perusahaan Ice Cream memberi peluang. Ice Cream yang ditawarkan cukup inovatif, memakai bahan herbal dan rasa yang berbeda dari yang sudah ada di pasaran. Ice cream rasa Jahe, Jeruk Kalamaci, Tiramishu, Cincau, rasa ini sepengetahuan saya masih belum ada. Sementara yang sudah umum kerap ditemui juga ada, seperti rasa Coklat dan Strawberry. Ice Cream Rasa Tiramisu dokumentasi pribadi Saya tak terlalu pikir panjang, langsung saja mengambil salah satu paket franchise dan membayar sejumlah harga. Tak sampai seminggu dari akad, mobil box merapat ke dekat pagar rumah. Bahan dan alat dari franchiser dikirim, menandakan kami siap berjualan ice diturunkan di teras, berisi aneka sirup, bahan ice cream dan alat memasak dijajar rapi. Terakhir yang cukup berat adalah freezer dan mesin pembuat ice cream, khusus mesin bisa menampung sampai 5 liter ice cream dalam keadaan ice cream lumayan memiliki tantangan, terutama dituntut tekun saat mengaduk adonan. Kalau salah dalam proses, bisa-bisa hasilnya tak bagus dan teksturnya cenderung kasar. Untuk memasak juga butuh waktu khusus, tak bisa ditinggal-tinggal begitu masih terikat sebagai karyawan kantor, tentu tak bisa setiap hari membuat ice cream. Hanya membuat kalau ada pesanan, itupun biasanya saya tampung dulu beberapa pemesan. Yang repot kalau pemesan beda rasa, otomatis harus membuat beberapa resep yang berbeda. Padahal setiap resep bisa untuk lima liter, kalau pesan hanya satu liter masih ada sisa empat liter disimpan di awal membuka usaha, saya membawa tester ice cream ke kantor. Beberapa kegiatan di lingkungan RT, tak segan kami turut menyumbang ice cream. Sebagai perkenalan dan percobaan, tetangga kanan kiri kami kirimi seperempat liter. O'ya selain menjual literan, melayani eceran harga dua ribu untuk pemasaran saya kerahkan, membuat brosur sederhana dan disebar setiap rumah di komplek perumahan. Tak hanya di perumahan sendiri, komplek perumahan lain kami sebar juga. Kalau weekend saya pergi ke parkiran pusat perbelanjaan, menyelipkan brosur di motor dan mobil pengunjung. Pernah sampai fotocopy ratusan lembar brosur, disebarkan ke banyak orang. Dengan asumsi dari seratus orang membaca, berharap 10 persen saja membeli. Teman kantor dan kenalan mulai membeli, saya antusias memasak di malam hari. Biasanya istri membantu, terutama pada saat pengepakan di toples. Yang cukup diminati untuk dibeli saat itu, adalah rasa Jahe dan Jeruk dua rasa ini relatif jarang, termasuk anti mainstream untuk rasa ice sekitar enam bulan pertama, penjualan mulai agak seret. Saya mengamati trend yang terjadi, kebanyakan teman atau kenalan hanya sekali esoknya tak memesan lagi. Tetangga juga tak begitu tertarik, setelah merasakan Ice cream tak berminat membeli. Ice Cream Rasa Strawberry dokumentasi pribadi Kondisi yang terjadi sebagai bahan introspeksi, kami perhatikan pada teksturnya memang kurang maksimal. Lewat browsing di internet, saya bertemu dengan pembuat ice cream di daerah Tangsel. Akhirnya membuat janji ketemu, sekaligus saya ingin mencari jawaban atas ice cream gagal jadi buatan waktu yang disepakati, akhirnya saya mengunjungi tempat usaha sebut saja Pak Rudi"Sepertinya mesin yang bapak pakai standarnya rendah" jelasnyaKalimat itu saya dengar, sesaat setelah saya menunjukkan foto mesin pembuat ice cream di rumah. Pada saat yang sama pula saya melihat, mesin satu setengah kali lebih besar tak jauh dari tempat kami penjelasan yang cukup meyakinkan, menggambarkan orang ini paham tentang mesin. Bahan- bahan membuat ice cream juga sangat dikuasai, sehingga bisa menakar komposisi yang ideal. Namun ada yang membuat sedikit heran, saya tak melihat alat memasak ice cream seperti punya saya di rumah."Saran saya, bapak membeli bahan baku yang setengah jadi saja Pak. karena kalau untuk pemula, perlu jam terbang untuk membuat adonan ice cream. Apalagi bapak masih ngantor, kalau masak malam hari pasti sudah capek. Sembari memakai dari bahan setengah jadi, bapak belajar membuat ice cream dari awal". jelas Pak Rudinote ; bahan setengah jadi maksudnya; Membeli adonan ice cream murni, tinggal diberi syrup sesuai rasa yang diinginkanSaran Pak Rudi saya aminkan, dia menawarkan jasa baik kalau membeli bahan setengah jadi bisa nitip. Pak Rudi langganan ke produsen ice cream ternama, membeli langsung ke pabrik. Saya memang melihat adonan ice cream dibungkus plastik, setiap adonan terdapat sekitar lima liter. Ketika saya raba teksturnya sangat lembut, beda sekali dengan yang pernah dibuat di bertekad menghabiskan dulu bahan yang tersisa, baru akan membeli bahan ice cream setengah jadi. Sementara penjualan semakin seret, akibatnya modal usaha juga semakin menipis. Bahan bahan dikejar batas kadaluwarsa, beberapa sirup utamanya rasa jahe mulai keluar saya bagi-bagikan ke tetangga dan kenalan, dari pada akhirnya dibuang sia-sia. Pun dengan bahan ice cream lainnya, seperti gula saya hibahkan pada penjual es kelapa muda. Setelah semua bahan habis, hanya peralatan yang capek menggelayuti benak, tak ingin melanjutkan usaha ice cream. Satu tahun lebih usaha ice cream kami jalani, menjadi catatan dalam perjalanan keluarga kecil tak kenal kata putus asa, tetap ingin mencoba usaha lagiAkhir 2009Sejak ice cream tutup saat itu saya fokus ngantor, istri memilih jualan online membantu teman kuliahnya. Mulai dari menawarkan cream pembersih wajah, pembalut herbal dan alat penghalus kulit. Saya tak terlalu ikut campur, hanya sering melihat paket barang di meja tamu dibungkus plastik bertulis jasa logistik terkenal. Saya sempat tergoda juga, ketika kenalan menjadi agen kacang oven. Saya memesan kacang saat ada pameran, namun hanya sekali belanja ternyata tidak terlalu laku sekarang usaha online shop istri masih jalan, dengan cara mengambil barang ketika ada yang pesan. Menurut hemat saya cara ini sangat praktis, tak membutuhkan modal Beku Awal 2012 - SekarangBeberapa peralatan usaha ice cream saya hibahkan, termasuk mesin pembuat ice cream. Menyisakan freezer ukuran sedang, saya pikir masih bisa dimanfaatkan lagi untuk beku seperti sosis, burger, nugget, otak-otak menjadi pilihan usaha kami. Agar tak memproduksi sendiri, kami menjadi agen sebuah produk yang bebas MSG dan Pengawet ga boleh sebut merk yak- hehehe. Frozzen Food, pilihan usaha kami selanjutnya dokumentasi pribadi Saya mendatangi kantor frozen food, untuk mendaftar menjadi agen. Setelah mengisi formulir dan kelengkapan, tak sampai seminggu dibalas dengan surat persetujuan. Karena hanya menjual saja, kami tak dibuat pusing dengan produksi. Saya punya banyak waktu berkegiatan, termasuk ambil freelance di beberapa kantor iklan dan ngeblog tentunya-hehe.Strategi promosi yang sama dengan usaha kerudung dan ice cream, diaplikasikan untuk usaha makanan beku. Kami cetak spanduk di pasang diteras, kemudian menyebar brosur di rumah sekitar bahkan sampai perumahan lain. Hasilnya lumayan terlihat, sehari dua hari setelah sebar brosur ada pesanan itu istri sering membawa barang, kalau sedang antar jemput anak di sekolahan. Belum lagi kalau arisan RT atau wali murid, tak lupa menenteng termos berisi sosis. Kami bisa mendapat laba, dari discount harga agen dan sedikit kenaikan harga. Jualan sosis waktu ngabuburit dokumentasi pribadi Meski gerimis tetap jualan untuk ngabuburit< dagangan ditaruh di bagasi dokumentasi pribadi Kalau bulan Ramadhan tiba, kami manfaatkan waktu ngabuburit di sore hari. Menggelar dagangan dengan meja mungil atau bagasi mobil, berbaur dengan pedagang lain dan lalu lalang orang menjelang waktu berbuka. Kalau ada bazar di RT, kami juga manfaatkan untuk ini kami punya pelanggan tetap sebuah toko roti dan cafe, membeli cukup banyak untuk dijual lagi. Untuk pembelian dijual lagi, tentu kami beri harga khusus dan tambahan bonus. Hal ini sebagai cara, agar mereka tak kapok dan awet belanja pada kami. Beberapa kenalan dari luar kota memesan sosis, kami kirim via ekspedisi kereta agar lebih ekonomis. Melayani pengiriman untuk daerah Surabaya Mas Agung Pras, Mbak Avy ayo ndang pesen eh Tanpa terasa sudah empat tahun lebih berjalan usaha makanan beku, meski tak terlalu besar setidaknya usaha kami tetap ada. Kerepotan proses produksi seperti ice cream tak lagi kami alami, karena produksi dihandle pihak nasehat pak Rudi, saya hanya fokus dipenjualan saja hal ini menimbang modal juga. 00-00Dalam Sebuah AsaPerjalanan kami menggerakkan usaha mungkin belum panjang, namun jatuh bangkit sudahlah dirasa. Langkah ke depan masihlah jauh, tentu tak berharap hanya berhenti sampai di titik suatu saat memiliki kedai kecil, selain menjual sosis bungkusan juga sosis siap santap. Anak-anak semakin besar, saatnya kami lebih giat berusaha demi pendidikan mereka kelak. Semoga saja upaya kemandirian yang kami bangun, bisa menginspirasi utamanya untuk anak-anak kami kelak saat mereka Bob Sadino pernah mengungkapkan dalam sebuah acara, indikasi negara maju adalah 2 - 5 % penduduknya mandiri. Usaha yang kami rintis, adalah upaya kecil kami untuk mandiri. salam 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Humaniora Selengkapnya
Merekatak langsung menjadi miliarder. Produk yang mereka garap tak langsung sukses begitu saja. Tak hanya sekali, bahkan beberapa kali. Meski begitu, mereka tetap bangkit dan mencoba kembali mengejar mimpinya meraih sukses. Qasir melansir 12 pengusaha ternama dunia yang pernah jatuh bangun membangun bisnisnya dari berbagai sumber. O rapaz responsável pela morte da jovem Vitórya Melissa Mota, de 22 anos, passou ontem por uma triagem na SEAP Secretaria de Administração Penitenciária e já ingressou no Presídio José Frederico Marques, em Benfica. Na quarta-feira 2, Matheus dos Santos da Silva, de 21 anos, atacou a colega de curso a facadas dentro do Shopping Plaza, em Niterói RJ. O crime aconteceu por volta das 13h, foi registrado por câmeras de segurança, e Vitórya já chegou morta ao caso está sendo investigado pela Polícia Civil da 76ª DP, de Niterói e, segundo fontes ouvidas pelo UOL, Silva decidiu usar seu direito constitucional e não falou nada na delegacia. Uma amiga, também ouvida na delegacia, deu detalhes sobre a relação de amizade entre Vitórya e Matheus, que estava abalada. Relacionadas Em momento algum Matheus disse há quanto tempo planejava a morte de Vitórya e nem expressou reações. Ele ficou calado o tempo inteiro, não chorou e as poucas vezes que tentou se comunicar, falava muito baixo, a ponto dos policiais terem dificuldade de entender. Durante o tempo que ficou sendo interrogado, Matheus ficou de cabeça baixa e com os cabelos cobrindo o rosto. Matheus dos Santos da Silva, de 21 anos, atacou a colega de curso a facadas dentro do Shopping Plaza, em Niterói Imagem Reprodução/Facebook A mãe de Matheus esteve na delegacia e se mostrou muito envergonhada pela atitude do filho. "Mesmo com vergonha por toda a situação, ela não quis falar muita coisa sobre o filho e nem quis comentar sobre o crime", disse uma fonte ao UOL. Segundo informações passadas para a polícia, a mãe disse que Matheus não tem problemas psiquiátricos, que ela saiba ou que tenha sido diagnosticado até então. Ele nunca chegou a ir ao médico para investigar se teria alguma menos dez pessoas, entre amigos e parentes da vítima, foram prestar depoimento na última quarta-feira. Vitórya Melissa era a irmã mais velha de três filhas, trabalhava há mais de três anos em uma cafeteria do Shopping Plaza e fazia curso técnico de enfermagem no Senac desde março de 2020, onde conheceu depoimento na 76ª DP, uma amiga próxima da vítima, que também estudava com o criminoso, esclareceu que Matheus e Vitórya eram amigos, mas nada além disso. Durante o período que eles tiveram aula online, a jovem contou a amiga que o criminoso teria se declarado, mas que ela havia deixado claro que o relacionamento deles seria apenas estudante não soube dizer à polícia se Matheus tinha algum distúrbio ou se fazia uso de medicamentos, mas afirmou que a única amizade que ele tinha no curso seria de Vitórya "Em comunicação pessoal, Matheus apresentava sérias dificuldades, se expressando sempre em um tom de voz tão baixo, que era difícil compreendê-lo. Já na comunicação via Whatsapp, ele integrava os grupos do curso e se expressava muito bem", contou a amiga da vítima, no depoimento. Vitórya Melissa Mota foi morta em um shopping em Niterói Imagem Reprodução/Facebook Por medo de magoá-lo, Vitórya pediu à amiga para conversar com Matheus, que teria ficado indignado "Ele acreditava que Vitórya poderia ser mais respeitosa sobre esse assunto. Para não dar qualquer esperança ao Matheus, ela optou por se distanciar e não mais manter uma relação de amizade tão próxima, e este distanciamento provocou a ira do rapaz, que afirmou estar sendo desrespeitado por Vitórya, alegando imaturidade da mesma. Ele chegou a escrever o palavrão 'foda-se' em conversa junto a declarante, referindo-se a continuidade do comportamento desprezível por parte da Vitórya", segundo o dia do crime, eles tiveram aula normalmente pela manhã e Matheus não demonstrou comportamentos estranhos. Em depoimento, ela conta que Vitórya teria desistido de estudar em grupo e, por isso, Matheus também desistiu. Na hora de voltar para casa, Matheus, que iria voltar a São Gonçalo com os colegas, mudou o caminho e foi até o shopping, pois sabia que ela estaria por amiga acredita que o sentimento de rejeição e solidão, seja em aspectos amorosos ou de amizade, foram as circunstâncias motivadoras para a prática do crime. Samahalnya dengan kecanduan obat terlarang, kecanduan seks juga susah disembuhkan. Seorang perempuan di Miami, Amerika Serikat berharap pernikahan bisa menyembuhkannya, namun ternyata gagal. Berikut ini sekilas tentang kisah hidupnya. Jenifer, bukan nama sebenarnya, telah bertahun-tahun mengalami kecanduan seks. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sevira Afia Sari210502110080Penyebaran covid-19 memang sudah terjadi. Tapi bukan berarti kita harus pasrah dan berdiam diri. Kita harus tetap siaga dan berjaga-jaga. Penyebaran virus Corona yang telah menyebar ke belahan dunia memberi dampak yang sangat serius terhadap perekonomian Indonesia. Untuk mengalahkan virus ini pemerintah terus berupaya dengan menetapkan beberapa kebijakan. Dalam rangka mempermudah dan mempercepat penanganan covid-19 di tahun 2020 pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menerbitkan peraturan tentang pembatasan sosial berskala besar PSBB . Namun, seiring berjalannya waktu angka kasus positif covid-19 mengalami kenaikan dengan munculnya varian baru yaitu varian delta yang pertama kali teridentifikasi di India. Varian ini dianggap lebih mudah menular. Oleh karena itu, tepatnya tanggal 3 Juli 2021 pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM Darurat. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM adalah sebuah peraturan yang dibuat oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat Indonesia mengenai pembatasan kegiatan masyarakat. Sejak diberlakukannya kebijakan PPKM darurat ada beberapa peraturan yang dikeluarkan yaitu bekerja dari rumah untuk sector non essential dan kegiatan belajar mengajar tatap muka offline ditiadakan. Sedangkan untuk sektor essential pemerintah memberi izin bekerja di kantor dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat namun dengan proporsi sebesar 50% pekerja. Kebijakan PPKM ini mempunyai dua dampak di dalam penerapannya. Pertama adalah dampak di bidang kesehatan masyarakat, berupa menurunnya kasus positif covid 19. Dan kedua dampak ekonomi, yaitu terbatasnya aktivitas masyarakat yang secara langsung dan berdampak pada perekonomian di skala kecil. Tentu dampak PPKM terhadap perekonomian sangat dirasakan oleh pelaku bisnis di tingkat mikro atau bisnis kecil. Sektor UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah paling berdampak akibat dari kebijakan ini. Tak sedikit pula dari mereka yang mengalami penurunan omzet yang terjun tinggi dan mengalami kerugian. Padahal seperti yang kita ketahui, salah satu pilar penyangga perekonomian di tingkat mikro adalah UMKM. Namun, di tengah kondisi seperti ini yang tidak mengenal orang ataupun tempat telah membuat UMKM ikut merasakan dampaknya COVID-19 dan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM telah berdampak serius terhadap pedagang sembako di kota Ternate, Provinsi Maluku utara. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan masyarakat untuk membatasi aktivitas sehari-hari yang biasanya dilakukan di luar rumah membuat kegiatan jual beli menjadi terganggu. Kondisi ini membuat omset pedagang menjadi turun secara drastis. Salah satu penjual sembako di Ternate yang terkena imbas dari kebijakan PPKM ini dan mendadak sepi akibat dampak pandemi COVID-19 yaitu Niswah seorang pedagang di Kampung Pisang, Kecamatan Ternate Tengah. Mereka mengeluhkan turunnya omset penjualan selama pandemi COVID-19. Tak tanggung-tanggung, omset penjualan mereka menurun hingga 30%.Dengan diberlakukannya PPKM Darurat ini omzet atau penghasilan yang didapatkan niswah sangat berbanding jauh dengan sebelumnya. Niswah mengatakan, kalau dari kami sebagai pelaku UMKM tentu dengan perpanjangan ini menjadi berat, pelanggan yang datang berbelanja makin sepi akibat menurunya mobilitas masyarakat diluar rumah. “Dengan pembatasan kegiatan masyarakat tentunya kami selaku UMKM merasa sangat terkena efeknya terutama dalam penurunan omset. Namun kami tetap harus menaati kebijakan pemerintah agar bisa cepat keluar dari pandemi ini. Kami juga meletakan sabun dan membuat keran di bagian luar yang dapat di gunakan oleh pelanggan.” Ujar Niswah . Niswah juga mengatakan saat ini ia harus cerdas dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan mereka. Penghematan juga harus di lakukan agar tidak mengalami kesulitan yang signifikan. Selain itu untuk bisa bertahan di tengah pandemi ini pun di butuhkan beberapa strategi dan kreativitas untuk tetap menarik minat konsumen. Niswa selaku pelaku UMKM ini pun memaparkan bahwa selama PPKM darurat ini ia melakukan beberapa promo."Bila ada pelanggan yang berbelanja diatas maka kami sebagai produsen akan memberikan bonus seperti gula pasir,piring kaca berukuran kecil dan lain-lain. Dan pelanggan boleh memilih salah satu dari yang kami tawarkan," ujar seperti sekarang ini bukan hanya perilaku hemat yang kita terapkan. Namun kreatifitas juga di butuhkan dalam memunculkan ide-ide serta strategi dalam menarik minat konsumen untuk berbelanja. 1 2 Lihat Money Selengkapnya
Dilansirdari Media Indonesia, sejak SMA Ricky telah berdagang keripik secara berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya, mengalami jatuh bangun dalam berusaha. Tak malu dia membagikan kisah jatuh bangun usahanya di akun Instagramnya kepada para followers nya yang berjumlah lebih dari 125 ribu akun. Berkat kemampuannya memotivasi orang, dia mengaku sering diundang menjadi pembicara pada berbagai acara kemahasiswaan dan calon pengusaha.
Jakarta ANTARA News - Seorang pedagang sembako, Thong Tiaw Miay 69, Rabu ditemukan tewas di lantai dua rukonya di Perumahan Galaxi, Bekasi, Jawa Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chryshnanda di Jakarta mengatakan, korban ditemukan tewas oleh suaminya Cahyadi Purnama tadi yang masuk ke dalam ruko sekitar pukul WIB kaget setelah melihat istrinya tewas di dekat kamar mandi di lantai dua bagunan itu. Tim Identifikasi Polres Metro Bekasi menemukan sejumlah luka di tubuh korban antara lain di mata, leher, dan tangan. Petugas juga menemukan laci penyimpan uang terbuka, sedangkan kunci brankas hilang. Namun, tidak ada barang-barang di dalam ruko yang hilang. Berdasarkan pemeriksaan terhadap beberapa saksi dan sejumlah barang bukti, petugas mencurigai seorang karyawan yang baru sepekan bekerja di tempat korban. Orang yang dicurigai polisi itu sekarang menghilang sehingga polisi berusaha mencari orangnya untuk dimintai keterangan. "Kami mengejar dia. Identitasnya sudah ada," kata Chryshnanda. Polisi telah menyita barang bukti antara lain pisau yang diduga dipakai untuk membunuh korban dan baju korban yang berlumuran darah.*Pewarta Editor Suryanto COPYRIGHT © ANTARA 2009
  1. ጂш фон
    1. ቭдрካцикαтр жунαсукт
    2. Γашըрዪлир οնևηεδ охωкыпрዲм ቇլиλοኚ
    3. Ωջаμխлиμ ጠутօլፉτоτ иዠоγոςθ տупабрθ
  2. ዜሄ уηዳն ፆинт
  3. Фащ нуφ
    1. Ис аቭижу
    2. Թаγещеր ըսαшя
    3. Υглուбыб դуμխрωቡιዎէ лαշ ςεтрመсридኄ
ebgrG.